Kamis, 11 September 2008

Jongkok di Atas Kloset Duduk


Untuk menghadiri malam penghargaan Kontes Iklan Pemilu, saya tidak seheboh seperti saat pertama kali meghadiri malam penghargaan FFII. Berangkat santai ke Bandung tanpa persiapan kostum khusus, cukup t-shirt standar, celana jeans hitam, dan sepatu kets. Tapi hasilnya saya malah ditegur sama teman 1 tim, mereka bilang kok sutradaranya kucel plus kampung gini ya gayanya? Beuuhh, heboh salah, ga heboh juga lebih salah lagi... Akhirnya sebelum masuk di kamar hotel saya pun dipermak dan ditatar abis-abisan oleh teman 1 tim. Rambut saya dibuat stylish, pakai kemeja pinjaman, dipadu dengan celana model ‘cut-bray’ yang pinjeman juga, dan sepatu kulit yang juga pinjeman. (Hmmm.... kasus serba pinjeman terulang kembali, tapi keren juga sih.)

Di hotel saya dipertemukan dengan 5 orang finalis lainnya. Kami pun mulai berkenalan satu sama lain dan pertanyaan wajib mereka adalah : “Kuliah dimana? Ambil jurusan apa?”. Jawabannya pun beragam, “-Gue kuliah di desain grafis-, -aku di broadcasting-, -urang keur kuliah di seni rupa-, -kulo teng institut seni-, kalo mas’e kuliah dimana?”. Heh?! Kaget juga pas ditanya seperti itu karena tempat kuliah saya bener-bener ga nyambung dengan semua hal ini. “Oh,eh,hmmm.... saya kuliah di salah satu perguruan tinggi kedinasan milik pemerintah, jurusan akuntansi”, dan semua mata pun memandang tajam ke arah saya.

Beuuuhh, keringat dinginlah saya, pasti mereka semua berpikir kok kamu bisa ada disini? Ga salah jalan mas?. Namun ternyata tanggapan yang saya terima justru kebalikannya mereka salut dengan saya yang udah bisa ada di situ. Mereka melemparkan bertubi-tubi pertanyaan tentang kenapa kok saya mau terjun ke dunia ini. Mereka semua kagum dengan saya, agak ge’er juga nih, hidung saya pun kembang kempis. Jadi pada saat itu saya ga dianggap sebagai saingan utama mereka dalam ajang ini.

Malam itu adalah malam pertama dalam hidup saya menginap di sebuah hotel. Tidur di atas kasur ‘spring-bed’, di dalam ruangan ber-AC yang bikin seluruh tubuh menggigil, dan dengan fasilitas kamar mandi yang saya belum terbiasa menggunakannya. Khusus tentang kamar mandinya, saya dipertemukan dengan salah satu alat yang dari dulu saya hindari, kloset duduk! Damn it! Saya paling tidak bisa memakai closet duduk karena memang dari kecil sudah terbiasa menggunakan kloset jongkok. Jadi yang ada adalah saya improvisasi dengan memakai posisi jongkok di atas kloset duduk sambil mata melihat curiga ke sudut-sudut kamar mandi, siapa tahu ada kamera tersembunyinya. Kalo ketauan saya menggunakan posisi yang tidak seharusnya kan malunya bisa 7 turunan ga ilang-ilang!! Asiknya saya menemukan bak mandi aneh yang bentuknya memanjang dan bisa diisi air sehingga nampak seperti kolam renang seukuran tubuh, pokoknya saya seperti Kabayan yang baru masuk kota deh.. (belakangan saya baru tau kalo itu ternyata adalah 'bathtub' dan itu bukanlah benda yang aneh, saya aja yang aneh yang baru tau ada benda kaya gituan -hahaha-). Dan saya juga baru tau ternyata kunci kamar hotel bentuknya seperti kartu, dan saya menyebutnya dengan kartu ajaib karena bisa dipakai juga buat menghidupkan lampu dan AC kamar. (kurang kampungan apalagi ya saya??)

Pesan Moral : There's always a first time for everything, right?

Tidak ada komentar: