Selepas SMA saya diterima di salah satu perguruan tinggi kedinasan terbaik di negeri ini. Tapi saya udah bisa ngebayangin kelanjutan dari lulusan sini apa. PNS.. Yups, Pegawai Negeri Sipil. Kebayang deh, berangkat kantor siang terus pulangnya juga siang. Di kantor kerjaannya baca koran, minum kopi, kerja bentar liat berkas sana-sini, terus udah deh. Kurang menantang untuk saya yang punya seabrek kegiatan sewaktu SMA, fuuihh....
Tiga bulan pertama kuliah saya merasa otak kanan saya mulai tumpul. Mulai deh saya cari aktifitas tambahan selain kuliah supaya otak kanan saya ga tumpul-tumpul banget. Tapi kok saya ga tertarik banget sama kegiatan ekstra yang ada di kampus waktu itu yah? Tau kenapa, mungkin karena temen-temennya itu mulu, jadi ga berkembang. Entah kesambet angin apa, tiba-tiba saya teringat masa lalu waktu duduk di bangku TK guru saya pernah nanya, "Mau jadi apa kamu?". Anak-anak lain kebanyakan ngejawab dengan jawaban umum, mau jadi dokter lah, pilot, polisi, dsb. Giliran saya ditanya, mau jadi bintang film! dengan pede-nya. Sontak aja sang guru tertawa simpul. Beliau mikir kali ya, nih anak ga sadar kali ya, tampang paspasan n ga da keturunan artis sedikit pun dari DNA keluarganya, eh mau jadi artis. Kecuali punya nenek seperti Titik Puspa ato Titik Kadarsih ato Suzanna, masih mendinglah bisa jual nama.
Singkat cerita saya putusin untuk menggeluti bidang keartisan sebagai pemenuhan gizi atas otak kanan. Tapi bukan sebagai artisnya, saya lebih senang bekerja di balik kamera. Yups, jadi sutradara. Keren kan.. Lebih jadi bos gitu loh. Mulai deh petualangan saya menjalani dua kehidupan yang bertolak belakang. Di satu sisi saya kuliah di tempat yang nantinya menjadikan saya sebagai seorang pegawai negeri dengan suatu keteraturan struktural dan monoton -saya menyebutnya dengan bekerja-, di sisi lain saya memeras otak kanan saya untuk berkreatifitas tiada henti -saya menyebutnya dengan bermain-. Untuk urusan bermain ini saya tidak main-main, saya berhasil membentuk suatu tim kreatif yang isinya orang-orang yang kreatif pula. Kami namakan tim kreatif kami "AMPFI", singkatan dari Angkatan Muda Pembuat Film Independen. (ko jadi kaya angkatan bersenjata gitu ya??). Ampfi membuat saya bener-bener semangat dalam menjalani hari-hari membosankan di kampus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar